Pewarnaalami merupakan pewarnaan pada batik yang didapat dari. Pewarnaan napthol dengan satu warna (celup) napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans . Adalah 5 gram, 10 gram dan 15 gram dengan menggunakan resep baku garam red. Mengenai sumber sumber warna alami dan bagaimana cara.
Pewarna kain batik ikat celup dapat dikategorikan menjadi dua yaitu zat pewarna alam dan zat pewarna kimia. Zat pewarna alam dihasilkan dari warna warna yang dapat kita peroleh dari berbagai macam tumbuhan misalnya pada bagian buah, akar, daun, atau kulit pohon. Zat pewarna kimia diproses/hasilkan secara kimiawi oleh industri. Zat pewarna kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu, Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan Prosion. a. Bahan warna Napthol Napthol memiliki jenis yaitu AG, AS-D, AS-G, AS-OL, AS-BO, AS-GR, AS-LB, AS-LB Extra, AS-BS, AS-KN, dan AS-BR. Napthol AS memiliki sifat netral artinya warna yang dihasilkan menurut warna garamnya. Untuk membangkitkan warna dipergunakan jenis Garam Diazo diantaranya adalah Biru B, Biru BB, Violet B, Hitam B, Merah B, Merah GG, Merah GC, Merah R, Merah 3GL Spesial, Bordo GP, Orange GC, Orange GR, Biru Hijau B, dan Kuning GC. Agar pelarutannya bagus, sebaiknya dibuatkan lebih dulu pesta dengan bahan pendukung meliputi Turkish Red Oil TRO dan Loog 38 BE larutan Kaustik Soda / NaoH. b. Bahan warna Indigosol Warna Indigosol ini memiliki jenis yaitu Blue 06B, Blue 04B, Yellow FGK, Yellow 1GK, Green 1B, Green 13G, Orange HR, Violet BF, Violet ABBF, Brown IRRD, Abu-abu 1BL, Rosa 1R, dan RED AB. Bahan pelengkapnya adalah Natrium Nitrit NaNo2 dengan komposisi 2x indigosol, dan TRO. Untuk membangkitkan warna dilakukan dengan mengoksidasikan secara langsung ke panas matahari. Selain itu dengan larutan Asam Chlorida atau Asam Sulfat. c. Bahan warna Rapide Bahan ini biasanya untuk pewarnaan teknik colet. Jenis rapide ada tiga macam yaitu Rapide biasa, Rapidosen, dan Rapidosol. Rapide biasa meliputi Kuning GCH, Orange RH, Biru BN, Hitam G, dan Hijau N-16G. untuk membangkitkan warna dipergunakan larutan asam cuka, dengan komposisi 50 cc asam cuka dipakai untuk 1 liter air panas. Sedangkan bahan pendukungnya adalah Turkish Red Oil TRO 2x Rapide dan Loog 380Be. d. Bahan warna Ergan Soga Bahan warna ini memiliki tiga jenis yaitu COklat soga tua, Coklat soga sedang, dan Coklat soga muda. Bahan pelarut menggunakan obat hijau chromfarbesalz, dan pembangkit warnanya memakai beningan larutan air kapur 50 gr untuk 1 liter air dingin. 2. Pewarnaan Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol. a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna Celup Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna Garam Diazo. Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut a Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan TRO Turkish Red Oil. TRO berbentuk serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol dengan TRO yaitu 1 Β½ atau 1/3. b Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar. c Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda NaoH dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol 1 Liter air. d Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis. e Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol dan garam yaitu 1 3. f Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain. g Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari. h Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & Dijemur Dicuci air b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih Celup Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan warna sebelumnya warna pertama tetap ada, maka bagian tersebut ditutup malam/plastik/tali rafia. c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih Colet Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut a Larutkan remasol dalam air panas kemudian tambahkan poliron dan ludigol. Aduk hingga merata, perbandingan Remasol Poliron Ludigol = 1 1/2 1/2 . Perbandingan remazol dan air panas yaitu 3 gr 50/100 cc air b Tunggu sampai larutan tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan. c Siapkan kain yang sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan pada bagian yang dikehendaki. d Lalu keringkan, pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan11. Air dapat dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat. e Kemudian tiriskan dan dijemur sampai kering sekali. f Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur Ditiriskan & dijemur Dicuci air Bahan pelorodan malam Bahan untuk melorod membersihkan malam kain, diperlukan air panas mendidih di atas tungku dan Soda Abu atau TRO. Fungsi soda abu tersebut untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan kain sehingga kain benar-benar bersih dari malam. Bila proses pemalaman telah selesai maka tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Tetapi sebelumnya telitilah kain yang sudah dimalam tersebut, mungkin ada tumpahan atau tetesan kain yang tidak dikehendaki, apabila ada untuk menghapusnya gunakan alat logam yang tahan panas untuk menghilangkannya. Caranya ujung logam tersebut dipanaskan pada bara api sementara kain yang terdapat malam yang tidak dikehendakitsb dibasahi dengan air ssabun atau deterjen. Setelah ujung logam panas tempelkan pada malam yang telah dibasahi tadi. Hal ini dapat dilakukan berulang kali sampai malam yang akan dihapus hilang. Penggunaan malam di wajan juga harus diperhatikan, malam yang terlalu lama dipanaskan akan berubah warna menjadi hitam dan timbul serbuk hitam pasir di dasar wajan. Kondisi seperti ini disebut Gentho, dan sebaliknya jangan dipakai membatik lagi karena cenderung lebih kental dan susah menempel/meresap pada kain, serta akan membuat canting sering tersumbat. Untuk itu, segera buanglah gentho tersebut dan bersihkan wajan serta gantilah dengan malam yang baru.

Teknikyang digunakan di antaranya adalah teknik jahit untuk tekstil menggunakan alat mesin jahit, teknik ukir untuk Zat warna napthol : 3-4 gr/liter Zat warna Indigosol : 2-3 gr/liter Satukan panjang tas Buat tutup tas bentuk Beri tali dan pengunci melingkar. persegi. dengan dijahit. Jahit tutup dan beri (Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Naptol adalah pewarna yang dapat kita gunakan dengan cara mencampurkan kain tekstil. Lalu, indigosol adalah pewarna yang dapat kita gunakan dengan cara ditulis. Apakah yang dimaksud dengan pewarna naptol dan indigosol? Bahan pewarna naptol dan indigosol merupakan bahan pewarna yang masuk ke dalam kategori bahan pewarna sintetis. Apakah Naptol termasuk pewarna buatan? Jawaban buatan karena naptol mengandung bahan kimia buatan. Apa teknik yang digunakan dalam jenis pewarna indigosol? Pewarna indigosol biasanya digunakan untuk teknik Celup atau Colet. Apa pembangkit warna untuk napthol pada proses membatik? Adapun zat warna yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain 1. Zat warna naphtolZat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol. Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Apa Fungsinya pewarna naptol? Dari beragam zat yang bisa digunakan untuk pewarnaan kain batik, bahan pewarna sintetis yang dikenal dengan nama napthol merupakan jenis bahan yang sering dipakai perajin batik. Hal ini dikarenakan zat warna tersebut dapat digunakan untuk teknik celup secara cepat dan warnanya kuat. Zat pewarna alami apa saja? Daun pandan. Ilustrasi daun pandan segar. Daun suji. Sama seperti daun pandan, daun suji juga dapat menghasilkan warna hijau. Bayam. Sawi hijau. Buah bit. Buah naga. Bunga rosela. Buah delima. Pewarna yang satu ini memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari jenis pewarna apakah itu? Pewarna tekstil alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari. Salah satu contoh pewarna tekstil alami adalah kunyit yang memberi warna… A. Jenis pewarna apakah yang digunakan pada teknik celup? Jenis pewarna sintetis yang digunakan pada teknik celup adalah naptol. Apakah naftol pewarna alami? Zat warna naftol merupakan salah satu jenis pewarna sintesis yang biasa digunakan dalam pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia seperti batik, kain jumputan, lain songket, dan lain-lain. Apakah sifat warna dari indigosol? Zat pewarna indigosol memiliki sifat mudah larut dalam air karena merupakan zat warna bejana yang telah direduksi terlebih dahulu agar memudahkan saat melakukan proses pewarnaan atau pencelupan kain, selain itu zat pewarna indigosol juga memiliki warna dasar muda. Soga menghasilkan warna apa? Soga dikenal karena pepagan yang dahulu diperdagangkan sebagai bahan pewarna. Pepagan kulit soga jadi bahan utama menghasilkan warna coklat kekuningan pada industri batik di Pulau Jawa. Bagaimana sifat pewarna alami? Pewarna alami bersifat tidak beracun, mudah terurai, dan ramah lingkungan. Sumber utama pewarna alami adalah tumbuhan dan mikroorganisme, warna yang dihasilkan beragam seperti; merah, oranye, kuning, biru, dan coklat. Apakah pewarna sintetis mudah pudar? Jawaban. Penjelasan Bahan pewarna sintetis atau buatan memiliki sifat yang Tidak mudah luntur, tidak mudah pudar, dan tahan terhadap sinar matahari. Sedangkan bahan pewarna dari alam sulit didapatkan, mudah luntur, mudah pudar, dan tidak tahan terhadap sinar matahari. Apakah jenis pewarna yang digunakan dengan cara celup dan colet? Zat pewarna indigosol digunakan pada saat proses pewarnaan dengan menggunakan teknik celup dan colet kuas. Jenis pewarna apakah yang digunakan pada teknik lukis? Apakah nama bahan pengunci warna indigosol? Untuk pewarna indigosol maka penguncinya adalah sodium nitrit dan air keras. Bagaimana cara melarutkan napthol? Pewarna napthol pada dasarnya tidak larut dalam air, maka supaya mudah larut harus ditambahkan sedikit costic soda dan air mendidih, bahkan bila perlu bisa dipanaskan hingga larut sempurna. Sementara kain tadi ditiriskan, larutkan napthol dan costic soda NaoH dalam sedikit air panas. Referensi Pertanyaan Lainnya1Apakah gerakan kucing mencakar termasuk gerakan cepat?2Teknik apa yang digunakan untuk membuat sabun?3Apa manfaat prinsip ekonomi dalam sudut pandang produsen?4FPB dari 25 dan 50 berapa?5Langkah untuk memilih jenis dan ukuran kertas?6Di dalam agama Islam dilarang mencampuradukkan masalah aqidah dan ibadah termasuk isi kandungan surat apa?7Apakah mematikan lampu saat siang hari termasuk upaya penghematan energi?8Apa manfaat jika kita selalu menghemat energi?9Bagaimana sifat bayangan yang dilihat dengan mikroskop?10Apa yang dimaksud geguritan gagrak lawas?
Tutorialcara membuat pewarna alam untuk batik. Proses fiksasi pada kain batik setelah direndam dalam zat warna alami dari buah mangrove dilakukan dengan cara membuat larutan fixer dari tawas, Zat warna yang dihasilkan dari daun jambu biji adalah warna hijau kecoklatan. Warna kuning dapat diperoleh dari. SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA πŸ‘‡ Pengunci warna pada Naptol adalah INI JAWABAN TERBAIK πŸ‘‡ Jawaban yang benar diberikan yoganaufalabidin jawaban menggunakan alat optik tersendiri Jawaban yang benar diberikan Ranggaputrakiat2340 jawaban c garam maaf kalo salah semoga membantu Penjelasan Jawaban yang benar diberikan agumjunianto5256 jawaban garam Penjelasan maapkeun saya kalo salah, sekian termia eunwoo rl Was this helpful? 0 / 0

Zatwarna napthol termasuk ke dalam jenis zat warna yang terdiri atas dua unsur yaitu napthol AS (nama diawali AS-) sebagai dasar warna dan garam diazonium sebagai pembangkit warna. Zat warna napthol pada dasarnya tidak larut dalam air, sehingga diperlukan zat pembantu kostik soda untuk melarutkannya.

LSHai Nasya, Kakak bantu jawab ya Jawaban soal ini adalah garam. Penjelasan Zat warna naptol adalah zat warna tekstil yang dapat dipakai untuk mencelup secara cepat dan mempunyai warna yang kuat. Zat warna naptol merupakan senyawa yang tidak larut dalam air terdiri dari dua komponen dasar yaitu golongan naptol AS Anilid Acid dan komponen pembangkit pengunci warna yaitu golongan diazonium atau biasa disebut garam. Jadi, pengunci warna pada naptol adalah garam. Semoga membantu Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Disenter unsur 11u ada kuat arus yang maksimum 11pll\'lion titik yang paling jauhjaraknya dari 111al,il1ari pada orbit sebuah planet /\1'1 ~rafity berat jenis API 11pla11atic lens lensa aplanatic 11pla11atic point titik nirlantur 11planati1: surface permukaan nirlatur up,Khroment apoksamat 11pod1roment apoksamat 111 H 1rhromatic objektive

Pengertian zat warna Menurut Teori Witt menyatakan bahwa warna merupakan gabungan zat organik yang tak jenuh, chromofor sebagai pembawa warna dan Auxochrom sebagai pengikat warna Rasjid Djufri dkk , Pengantar Kimia Zat Warna, 1978 / 1979 70 . Syarat – syarat terjadinya warna adalah sebagai berikut Zat organic tak jenuh, merupakan zat yang dapat berikatan dengan kompenen zat lain, seperti air yang tidak tercampur oleh zat lain. Gugus chromofor, merupakan gugus yang menyebabkan molekul berwarna. Misalnya gugus azo – N = N -, gugus nitroso – NO, gugus – NO Gugus auxochrom, merupakan gugus yan mengaktifkan kerja chromofor dan memberikan daya ikat terhadap serat yan diwarnainya. Dalam gugus auxochrom ada dua golongan yaitu golongan kation – NH2, – NH Me, – N Me2 seperti – +N Me2 Cl– dan golongan anion – SO3H, – OH, – COOH seperti – O– , – SO3 –. Penggolongan zat warna Penggolongan zat warna menurut sifat pemakainnya, yaitu Zat warna subtantif, merupakan zat warna yan langsung dapat mewarnai serat. Zat warna ajektif merupakan zat warna yang memerlukan zat pembantu pokok untuk mewarnai serat. Penggolongan zat warna berdasarkan susunan kimia atau inti zat warna, yaitu Zat warna Nitro Zat warna Nitroazo Zat warna Poliazo Zat warna Indigoida Zat warna Antakinon Zat warna Tiasol, dan sebagainya. Penggolongan zat warna berdasarkan cara pemakainnya, yaitu Zat warna Direk Zat warna Basa Zat warna Asam Zat warna Mordan Zat warna Belerang Zat warna Bejana Zat warna Reaktif Zat warna Naphtol Zat warna Dispersi Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya warna Cahaya matahari Matahari dikenal sebagai sumber cahaya dan akan menghasilkan cahaya yang tampak dan cahaya yang tak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata yang mempunyai panjang gelombang antara 400 – 700 na dengan frekuensi dan suhu yang berbeda. Sedangkan cahaya yang tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata. Mata Merupakan dalah satu perangsang untuk dapat melihat warna. Pengaruh psikologi warna Misalkan warna biru menimbulkan warna tenang sedang warna merah memberikan kesan menggelisahkan. Cahaya warna yang berasal dari lampu yang berwarna. Warna berupa pigmen, seperti zat warna, cat, tinta. Sifat fisik yang berbeda antara cahaya dengan pigmen berwarna, misalnya mencampur cahaya yang berwarna akan memperoleh hasil yang berbeda dengan mencampurkan pigmen yang berwarna. Besaran warna Ada tiga besaran pokok untuk menyatakan suatu warna, yaitu Corak warna atau hue Misal merah, biru, kuning. Kecerahan atau value, yaitu besaran yang menyatakan itu merah tua mudanya. Misal merah muda, merah tua. Kejenuhan atau chroma, yaitu derajat kemurnian suatu warna. Misal merah anggur, merah hati, merah darah. Teori pencelupan Proses pewarnaan kaos katun dengan zat warna naphtol dan garam base merupakan proses masuknya zat warna kedalam serat kain. Sebelum proses pewarnaan terjadi kaos katun harus dicelupkan pada larutan naphtolat terlebih dahulu, proses ini dinamakan proses pencelupan. Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau dispersikan zat warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat. Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi keseimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki. Menurut Vickerstaf ada 3 tahap dalam proses pencelupan yaitu Tahap pertama molekul zat warna dalam larutan yang selalu bergerak, pada suhu tinggi gerakan molekul lebih cepat. Kemudian bahan tekstil dimasukkan kedalam larutan zat warna atau larutan celup. Serat tekstil dalam larutan bersifat negatif pada permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat kemungkinan yakni molekul zat warna tertarik atau tertolak menjauhi serat. Oleh Karena itu perlu penambahan zat – zat pembantu untuk mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa tahap pertama disebut dengan difusi zat warna dalam larutan. Tahap kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup besar dapat mengatasi gaya – gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat peristiwa ini disebut dengan adsorpsi Tahap ketiga yang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupan adalah penetrasi atau difusi zat warna kedalam serat kepusat. Tahap ketiga merupakan proses yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai ukuran untuk menentukan kecepatan celup. Hubungan zat warna dengan serat Terjadinya hubungan atau kontak antara bahan tekstil dengan zat warna dapat secara pencelupan, colet dan pencapan. Proses pewarnaan secara pencelupan dianggap sempurna bila sudah tercapainya keadaan keseimbangan yaitu zat warna yang masuk kedalam bahan mencapai titik maksimum, terjadinya kesimbangan pada proses pencelupan tergantung pada beberapa faktor diantara lain Suhu larutan pencelupan, umumnya bila suhu dinaikkan, kecepatan pencelupan naik, keseimbangan lekas dicapai , karena titik adsorbsi keseimbangan turun. Kecuali pada zat warna indigosol, bila suhu turun kecepatan pencelupan naik Gerakan pencelupan, pada pencelupan suhu rendah gerakan pencelupan tidak berpengaruh, pada suhu tinggi berpengaruh, pada kosentrasi tinggi tidak berpengaruh. gerakan pada pencelupan dapat diadakan pada air larutan atau pada bahan yang dicelup atau pada keduanya. Keadaan bahan yang dicelup, makin besar jumlah luas permukaan yang dicelup makin mudah zat warna masuk kedalam bahan. Cara memperbesar permukaan serat kapas misalnya dengan merserisasi. Kosentrasi zat warna, bila kosentrasi zat warna tinggi, supaya zat warna yang masuk besar dipakai perbandingan air celup kecil. Sebaiknya bila kosentrasi zat warna rendah, supaya yang masuk kedalam bahan relatif besar dipakai perbandingan air celup besar. Afinitas zat warna, untuk zat warna yang mempunyai afinitas besar, kecepatan pencelupan tergantung pada kecepatan adsorbsi. Sedang zat warna yang afinitas kecil kecepatan pencelupan tergantung pada kecepatan difusi dari zat warna. Pengaruh pH larutan dan penambahan elektrolit, bila pH larutan naik maka larutan menjadi alkalis, adsorbsi zat warna turun. Penambahan Na2CO3 pada larutan celup bekerja sebagai pengatur kerataan pencelupan, penambahan NaCl dan sebagainya akan menambah potensial kimia dalam larutan celup. Sehingga akan menambah jumlah zat warna yang masuk kedalam tekstil. Gaya – gaya ikat pada pencelupan Agar pencelupan dan hasil celupan baik serta tahan cuci maka gaya – gaya ikat antara zat warna dan serat harus lebih besar dari gaya – gaya yang bekerja antara zat warna dan air. Hal tersebut dapat tercapai apabila molekul zat warna mempunyai susunan atom – atom tertentu, sehingga memberikan daya tembus yang baik terhadap serat dan memberikan ikatan yang kuat. Ikatan molekul pada zat warna naphtol yang masuk kedalam serat kaos katun merupakan ikatan gaya – gaya non polar, karena atom – atom atau molekul – molekul satu dan lainnya saling tarik – menarik. Pada proses pencelupan daya tarik antara zat warna dan serat akan bekerja lebih sempurna bila molekul – molekul zat warna tersebut berbentuk memanjang dan datar, atau molekul zat warna dan serat mempunyai gugusan hidrokarbon yang sesuai sehingga waktu pencelupan zat warna ingin lepas dari air dan bergabung dengan serat. Gaya – gaya tersebut dinamakan gaya van der waals yang merupakan gaya – gaya disperse, london atau ikatan hidrofob Rasjid Djufri dkk , Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan, 1976 91 – 94 . Pengertian zat warna naphtol base Zat warna naphtol base terdiri dari dua komponen, komponen yang pertama disebut dengan NAPHTOL atau disebut juga dengan Azoic Coupling Component dan yang kedua adalah komponen DIAZO, yaitu berupa BASE atau GARAM – DIAZONIUM yang disebut pula Azoic Diazo Component. Bila kedua komponent tersebut bertemu dalam bentuk larutan maka bergabung menjadi senyawa berwarna yaitu warna naphtol. Komponen naphtol itu supaya dapat bersenyawa dengan komponen Diazo, naphtol harus diubah menjadi larutan naphtolat dengan cara menambahkan kostik soda NaOH dan air panas terlebih dahulu pada naphtol, karena air panas bertujuan untuk melarutkan kostik soda dan naphtol serta ditambahkan Turkish Red Oil TRO untuk menambah daya serap serat pada kain terhadap zat warna lebih cepat atau digunakan sebagai pembasah. Zat warna naphtol bisa disebut juga dengan Fast Base base murni / belum diazotasikan dan Fast salt sudah menjadi Garam di – diazonium. Berikut ini adalah struktur kimia dari Larutan Naphtolat OH ONa C – NH – C6H5 + NaOH C – NH – C6H5 O O Naphtol AS + Larutan kostik panas Naphtolat Gambar. Struktur kimia dari larutan naphtolat Komponen Diazo mempunyai dua macam, yaitu Garam – Diazonium dan Garam Base, Bentuk Garam – Diazonium merupakan bentuk garam yang mudah larut dan bisa langsung dipakai dan Garam base merupakan senyawa Azo yang belum di – diazotasikan. Sebelum bisa dipakai dalam membangkitkan warna naphtol, maka Garam base harus diubah menjadi Garam Diazonium dengan campuran asam dan natrium nitrit dengan perbandinga tertentu. Garam base yang sudah menjadi Garam Diazo bisa larut walaupun dalam keadaaan dingin Sewan Soesanto, Seni Kerajinan Batik Indonesia, 1969 191. Jenis Garam – Diazonium dan Base pada dasarnya sama tetapi untuk membedakan Dalam perdagangan, Pada setiap jenis garam base di bagian belakang di tambahkan huruf c. Penambahan huruf c pada garam base adalah untuk membedakan garam yang belum di – diazotasikan Base dengan garam yang sudah di – diazotasikan Garam – Diazonium . Berikut ini adalah struktur kimia dari proses mendiazotasikan base H2N NO2+2HCL+NaNO2 C1–N=N NO2+NaCl+2H2O Base Garam – diazonium Gambar Struktur kimia dari proses mendiazotasikan base DAFTAR PUSTAKA SK Sewan, 1990, Seni Kerajinan Batik, Balai Besar batik Yogyakarta Hamzuri, 1981, Batik Klasik, Djambatan, Classical Batik, Kusminingsih dkk, 1980, Teknik Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan, STTT,

Sifatumum zat warna Remasol antara lain: 1. Larut dalam air 2. Memiliki ketahanan luntur warna yang baik 3. Warnanya cerah mantap 4. Mudah penggunaannya dan mudah dicuci 5. Daya afinitasnya rendah, sehingga dalam pembatikan dikerjakan dengan cara dikuas/ colet dan difiksasi menggunakan Natrium Silikat (Water Glass)

c4mWD. 4 28 310 45 77 181 155 298 357

pengunci warna pada napthol adalah