AbstractThis article aims to describe the existence and lineage of the tarekat Khalwatiyah Samman and the tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN that developed in West Sulawesi and have survived
Pola Pendidikan Berbasis Tareqat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah DI Pondok Pesantren Assalafi Al-Fitrah Surabaya . ×
Alawiyyah Tarekat Alawiyyah berbeza dengan tarekat sufi lain pada umumnya. Perbezaan itu, misalnya, terletak dari praktiknya yang tidak menekankan segi-segi riyadah (olahan rohani) dan kezuhudan, melainkan lebih menekankan pada amal, akhlak, dan beberapa wirid serta zikir ringan. Sehingga wirid dan zikir ini dapat dengan mudah dipraktikkan oleh
Walaupun para syaikh tarekat ini mengamalkan kedua macam ritual, baik Qadiriyah maupun Naqsyabandiyah tetapi ritual Qadiriyah lebih dominan. żikirjama‟ah biasanya dilakukan setelah shalat subuh atau maghrib, adalah żikir keras Qadiriyah, juga sama ketika membaca kalimah tauhid, sebanyak sekian kali (biasanya 165 kali).
1. Kesempurnaan Suluk. Ajaran yang sangat ditekankan dalam ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) adalah suatu keyakinan bahwa kesempurnaan suluk ( merambah jalan kesufian, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ), adalah harus berada dalam tiga dimensi keislaman; yaitu; Islam, iman, dan ihsan.
antaranya yang sangat termasyhur adalah tarekat Qadiriyah wa naqsyabandiyah. Tarekat ini merupakan penggabungan dua tarekat (Qadiriyah dan Naqsyabandiyah) yang dilakukan oleh Syeikh Ahmad Khatib al-Sambasi al-Jawi,2Penyebaran ajaran tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahjuga berkembang di daerah Lampung yang dibawa
Nb4T. 428 195 79 308 206 272 158 66 355
amalan tarekat qadiriyah wa naqsyabandiyah